TANGERANG – Jelang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) awal 2016, sejumlah perusahaan makanan dan minuman (mamin) asing asal Malaysia mulai menjajaki kerja sama pemasaran produk mereka dengan Alfamart.
Kerja sama itu dibahas dalam kunjungan Kedutaan Besar Malaysia dengan perwakilan enam perusahaan mamin dari negara tersebut di Kantor Pusat Alfamart Tangerang, Rabu (16/12/2015).
Corporate Affairs Director Alfamart, Solihin mengatakan, perusahaan Malaysia yang menjajaki kerja sama kali ini membawa produknya yang seperti mie, jus dalam kemasan, serta frozen food. “Sebelum dengan Kedubes Malaysia, kami juga menerima kunjungan dari Kedubes Thailand untuk kerja sama serupa. Respons kami cukup positif,” katanya.
Menurut Solihin, upaya seperti ini bisa dicontoh. “Pemerintah kita sebaiknya juga harus memfasilitasi produk lokal agar bisa masuk ke jaringan ritel yang ada di manca negara,” ujarnya.
Ini mengingat, pada saat diberlakukannya MEA maka peluang pemasaran produk-produk domestik ke ritel manca negara semakin terbuka. Demikian halnya peluang produk-produk asing yang masuk ke ritel domestik.
“Banyak negara asing yang melirik Indonesia sebagai tempat pemasaran produk mereka, karena jumlah penduduk yang besar adalah pasar yang sangat potensial,” lanjut Solihin.
Market Development Manager, Embassy of Malaysia Trade Office (MATRADE), Siti Anindita Farhani mengungkapkan, melalui pertemuan ini pihaknya memperoleh pandangan baru terkait proses impor dan distribusi produk Malaysia untuk dipasarkan di jaringan di ritel modern di Indonesia.
Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berawal dari kesepakatan para pemimpin ASEAN dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada Desember 1997 di Kuala Lumpur, Malaysia. Pada KTT selanjutnya yang berlangsung di Bali Oktober 2003, petinggi ASEAN mendeklarasikan bahwa pembentukan MEA akan dijalankan pada 2016.
Kesepakatan pasar bebas antarnegara ASEAN ini telah dibahas sejak 10 tahun silam. “Siap tidak siap, kita harus ikut bersaing dalam pasar bebas tersebut,” ungkapnya.
Solihin menambahkan, sejak Juni 2014 lalu, Alfamart sudah mulai merambah pasar ASEAN dengan menjalankan bisnis ritelnya di Manila, Filipina melalui skema join venture bersama peritel lokal SM Group. Kepemilikan sahamnya masing-masing sebesar 35 persen dan 65 persen.
Alfamart berekspansi di Manila melalui perusahaan Alfamart Retail Asia Ltd (ARA) yang bermarkas di Singapura yakni SM Retail Supermarket, salah satu unit perusahaan SM Investments Corporation di Filipina. “Per September 2015, tercatat sudah ada 77 toko Alfamart di Filipina. Hingga akhir tahun, perusahaan menargetkan sekitar 80 sampai 90 toko di sana,” tutur Solihin.